Tuesday 4 October 2011

Kaitan Kunci antara Perilaku dan Lingkungan dalam Kasus DHF, HIV/AIDS, Kekerasan Remaja, dan Obesitas


1.       Apakah yang menjadi kaitan kunci antara lingkungan dan perilaku dalam masalah kegemukan?
Jawab :
Lingkungan penyebab kegemukan diantaranya
-       Racun dari lingkungan seperti polusi dapat mengganggu aktivitas hormon yang memengaruhi pertumbuhan, sehingga dapat menyebabkan kegemukan
-       Pemanas dan Pendingin Ruangan menyebabkan hanya sedikit kalori dari tubuh yang digunakan untuk mengatur suhu tubuhnya sendiri
-       Perubahan Lingkungan Sosial. Seiring dengan pergeseran lingkungan sosial dan gaya hidup, kelompok dengan risiko tinggi terkena obesitas pun meningkat.
-       Faktor Genetik. Obesitas yang disebabkan oleh lingkungan pada generasi sebelumnya dapat tertanam di dalam gen generasi tersebut yang dapat diwariskan kepada generasi sesudahnya.
-       Pasangan dengan Tipe Badan yang Sama. Pasangan yang memiliki tipe tubuh mirip dengan pasangannya, yaitu sama-sama gemuk, berisiko menurunkan gen keturunan yang menyebabkan obesitas pada anaknya.
-       Faktor Kesuburan. Wanita yang badannya berisi lebih subur daripada wanita yang badannya kurus. Artinya, keturunan mereka mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mewarisi gen yang menyebabkan obesitas.
Perilaku penyebab kegemukan diantaranya
-       Menonton TV atau main game minimal 3 – 4 jam sebanyak 2-3 kali sehari.
-       Jarang melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, dan bersih-bersih beberapa kali per minggu atau perbulan
-       Jarang jalan kaki per minggu
-       Jarang melakukan olah raga sedang
-       Minum “jus buah” instan
-       Makan goreng-gorengan setiap hari
-       Minum soft drink setiap hari mempunyai pengaruh dalam meningkatkan peluang gemuk terutama pada kelompok umur 25 – 40 tahun
-       Mengonsumsi western fast food lebih dari sekali per minggu
-       Mengonsumsi permen dan kripik kentang seminggu lebih dari sekali
-       Mengonsumsi mie instan seminggu lebih dari sekali bagi anak laki-laki meningkatkan peluang gemuk hingga 2 kali lebih besar
-       Kurangnya waktu tidur yang dapat meningkatkan rasa lapar dan nafsu makan
-       Penelitian menunjukkan bahwa berat badan perokok lebih ringan dibandingkan dengan yang tidak merokok. Perokok yang menghentikan kebiasaannya itu cenderung meningkat berat badannya. Namun, merokok bukan cara untuk mengurangi berat badan.
-       Efek Samping Obat. Semua jenis obat yang biasa dikonsumsi seperti obat antidepresi, kontrasepsi, tekanan darah tinggi, dan diabetes dalam beberapa kasus dapat menyebabkan peningkatan berat badan yang sangat drastis.
-       Hamil Pada Usia Tua. Ibu yang hamil di usia tua, lebih cenderung untuk memiliki anak dengan kelebihan berat badan atau obesitas dibandingkan dengan ibu yang hamil di usia muda.
Yang menjadi kaitan kunci antara lingkungan dan perilaku penyebab kegemukan adalah terletak pada gaya hidup (life style). Lingkungan yang mempunyai gaya hidup serba instan dan diikuti dengan perilaku yang instan, serta kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan yang diabaikan, tidak bisa dihindari lagi, kegemukan akan menjadi masalah orang tersebut.

2.        Faktor-faktor apa yang mungkin mempengaruhi remaja dalam tindak kekerasan?
Jawab :
-       Menurut sosiolog Kartono, faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi remaja dalam tindak kekerasan antara lain adalah gagalnya remaja melewati masa transisinya, dari anak kecil menjadi dewasa, dan juga karena lemahnya pertahanan diri terhadap pengaruh dunia luar yang kurang baik. Akibatnya, para orangtua mengeluhkan perilaku anak-anaknya yang tidak dapat diatur, bahkan terkadang bertindak melawan mereka. Konflik keluarga, mood swing, depresi, dan munculnya tindakan berisiko sangat umum terjadi pada masa remaja dibandingkan pada masa-masa lain di sepanjang rentang kehidupan.
-       Faktor-faktor penyebab munculnya kenakalan remaja, menurut Kumpfer dan
Alvarado :
1.   Kurangnya sosialisasi dari orangtua ke anak mengenai nilai-nilai moral dan sosial
2.   Contoh perilaku yang ditampilkan orangtua (modeling) di rumah terhadap perilaku dan nilai-nilai anti-sosial.
3.   Kurangnya pengawasan terhadap anak (baik aktivitas, pertemanan di sekolah
ataupun di luar sekolah, dan lainnya).
4.   Kurangnya disiplin yang diterapkan orangtua pada anak.
5.   Rendahnya kualitas hubungan orangtua-anak.
6.   Tingginya konflik dan perilaku agresif yang terjadi dalam lingkungan keluarga.
7.   Kemiskinan dan kekerasan dalam lingkungan keluarga.
8.   Anak tinggal jauh dari orangtua dan tidak ada pengawasan dari figur otoritas lain.
9.   Perbedaan budaya tempat tinggal anak, misalnya pindah ke kota lain atau
lingkungan baru.
10. Adanya saudara kandung atau tiri yang menggunakan obat-obat terlarang atau
melakukan kenakalan remaja.
Faktor lingkungan atau teman sebaya yang kurang baik juga ikut memicu timbulnya perilaku yang tidak baik pada diri remaja. Sekolah yang kurang menerapkan aturan yang ketat juga membuat remaja menjadi semakin rentan terkena efek pergaulan yang tidak baik.
3.        Apakah yang menjadi kaitan kunci antara lingkungan dan perilaku dalam masalah demam berdarah?
Jawab :
Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Penyakit DBD disebabkan oleh Virus Dengue dengan tipe DEN 1, DEN 2, DEN 3 dan DEN 4. Virus tersebut termasuk dalam group B Arthropod borne viruses (arboviruses). Keempat type virus tersebut telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia antara lain Jakarta dan Yogyakarta. Virus yang banyak berkembang di masyarakat adalah virus dengue dengan tipe satu dan tiga.
Lingkungan penyebab penyakit demam berdarah diantaranya
-       Pengelolaan sampah padat yang kurang baik
-       Bak mandi/penampungan air, vas bunga dan tempat minum burung yang kurang mendapat perhatian atau jarang dikuras
-       Tumpukan kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah yang tidak terurus
-       Daerah dengan tingkat kelembapan yang sedang/cocok untuk berkembangnya nyamuk Aedes aegypti / Aedes albopictus
Perilaku penyebab demam berdarah diantaranya
-       Tidak memakai kelambu di tempat tidur
-       Membiarkan sampah lembap berserakan
-       Menguras bak mandi dalam jangka waktu yang lama
-       Membiarkan tempat penampungan air dalam keadaan terbuka
-       Kurang menjaga kebersihan rumah
Jadi, kaitan kunci antara lingkungan dan perilaku dalam masalah demam berdarah adalah apabila masyarakat yang berperilaku sembarangan terhadap lingkungannya dan membiarkan lingkungannya tersebut di jadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti / Aedes albopictus, maka DHF akan mudah untuk menyebar.
4.        Apakah yang menjadi kaitan kunci antara lingkungan dan perilaku dalam masalah HIV/AIDS?
Jawab :
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain). Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
Lingkungan penyebab HIV/AIDS diantaranya
-       Kemiskinan dan kemelaratan yang menyebabkan pelacuran dan penggunaan narkoba di seluruh dunia. Kemiskinan memaksa jutaan perempuan muda turun ke kota-kota besar menjadi pekerja seks komersial.
-       Lingkungan yang kurang mengetahui tentang kesehatan, misalnya para ibu di negara miskin. Transmisi HIV dari ibu ke anak dapat terjadi melalui rahim selama masa perinatal, yaitu minggu-minggu terakhir kehamilan dan saat persalinan. Bila tidak ditangani, tingkat penularan dari ibu ke anak selama kehamilan dan persalinan adalah sebesar 25%.
Perilaku penyebab HIV/AIDS diantaranya
-       Penggunaan narkoba dan sejenisnya dengan memakai jarum suntik non steril secara bergantian
-       Tidak menggunakan kondom saat melakukan hubungan seksual dengan lawan jenis yang berbeda-beda
-       Faktor ibu dengan HIV/AIDS yang menyusui anaknya
-       Penggunaan jarum tindik, jarum tatto, tranfusi darah yang tidak steril
Kaitan kunci antara lingkungan dan perilaku dalam masalah HIV/AIDS adalah kemiskinan serta kurangnya pengetahuan tentang kesehatan dan perlindungan diri adalah hal yang paling berpotensi dalam penyebaran HIV/AIDS. Walaupun ada beberapa ODHA yang memang dari keluarga kaya, namun kemungkinan dirinya tersebut miskin kasih sayang dari keluarga, ataupun memiliki tingkat stres yang sudah diambang batas. Jadi, kemiskinan disini bukan semata-mata hanya miskin dalam bentuk materi, melainkan dalam hal spiritual dan psikologi.