1. Fisiologi
Berdasarkan Anatomi Organ Reproduksi Wanita
Menurut
Syaifuddin (1997), berdasarkan anatominya, organ-organ dari sistem reproduksi
wanita masing-masing memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Mons
Pubis : mengandung saraf-saraf
yang membantu rangsangan
berhubungan seksual.
b. Labia
Mayora : sebagai pelindung labia
minora.
c. Labia
Minora : sebagai pelindung liang
vagina.
d. Kelenjar
Skene : mensekresi lendir (mukus)
yang membantu pelumasan saat
berhubungan seksual.
e. Kelenjar
Bartholini: mensekresi lendir (mukus) yang membantu pelumasan saat
berhubungan seksual.
f. Klitoris : mengandung saraf-saraf yang
membantu rangsangan
berhubungan seksual.
g. Vagina : sebagai liang senggama
sekaligus sebagai jalan lahir saat
partus, sebagai saluran aliran darah saat
haid.
h. Serviks : sebagai pembatas antara
vagina dan uterus, serta
mensekresikan mukus untuk membantu sel sperma mencapai
uterus.
i.
Uterus :
sebagai tempat ovum yang telah dibuahi selama
perkembangannya.
j.
Tuba Fallopi : sebagai saluran penghubung antara uterus dengan ovarium
dan sebagai tempat pembuahan (fertilisasi).
k. Ovarium : tempat mematangkan sel telur
atau ovum.
2. Fisiologi
Berdasarkan 3 Pokok Fungsi Reproduksi Wanita
Berdasarkan fungsinya,
sistem reproduksi wanita mengalami fisiologis sebagai berikut, (Price,
2005):
a. Fungsi Seksual
Alat yang
berperan adalah vulva dan vagina.
Kelenjar Bartholi’s pada vulva yang dapat mengeluarkan cairan,
berguna sebagai
pelumas pada saat senggama.
Selain itu vulva dan vagina juga berfungsi sebagai jalan lahir.
b. Fungsi Hormonal
Fungsi
hormonal adalah fungsi yang melibatkan peran ovarium dan uterus yang
mempertahankan fungsi kewanitaan dan pengaturan haid (menstruasi). Perubahan-perubahan fisik dan psikis yang terjadi sepanjang kehidupan seorang wanita erat hubungannya dengan fungsi indung telur yang menghasilkan hormon-harmon wanita yaitu estrogen dan progesteron. Dalam masa kanak-kanak indung telur belum menunaikan fungsinya dengan baik. Tatkala indung telur mulai berfungsi, yaitu
kurang lebih pada usia 9 tahun, mulailah ia secara produktif menghasilkan hormon-hormon
wanita.
Hormon-hormon
ini
mengadakan
interaksi dengan
hormon-hormon
yang dihasilkan kelenjar-kelenjar di otak. Akibatnya terjadilah perubahan-perubahan fisik pada wanita. Paling awal terjadi pertumbuhan payudara, kemudian terjadi pertumbuhan rambut kemaluan
disusul
rambut-rambut
di ketiak.
Selanjutnya terjadilah
haid yang pertama
kali, disebut menarche, yaitu sekitar usia 10-16 tahun. Awal mula haid datang tidak teratur, selanjutnya timbul secara teratur. Sejak saat inilah seorang wanita masuk kedalam masa reproduksinya yang berlangsung kurang lebih 30 tahun. Pertumbuhan badan menjelang menarche dan 1 sampai 3 tahun setelah menarche berlangsung dengan cepat, saat ini disebut masa pubertas. Setelah masa reproduksi
wanita masuk kedalam masa yang menunjukan fungsi indung telur yang mulai berkurang. awal-mula haid menjadi sedikit, kemudian datang 1-2 bulan sekali atau tidak teratur dan akhirnya berhenti sama sekali. Bila keadaan ini berlangsung
1 tahun, maka dikatakan wanita mengalami menopause. Menurunnya fungsi indung telur ini sering disertai gejala-gejala panas, berkeringat, jantung berdebar, gangguan psikis yaitu emosi yang labil.
Pada saat ini terjadi pengecilan alat-alat reproduksi dan kerapuhan tulang.
Menstruasi atau haid yang terjadi
secara siklus,
24-36 hari sekali, timbul karena pengaruh-pengaruh hormon
yang berinteraksi
terhadap
selaput
lendir
rahim (endometrium). Lapisan tersebut berbeda ketebalannya dari hari-kehari, paling tebal terjadi pada saat masa subur,
yang mana
endometrium dipersiapkan
untuk kehamilan.
Bila kehamilan tidak
terjadi, lapisan ini mengelupas dan terbuang berupa darah haid. Biasanya haid berlangsung 2-8 hari dan jumlahnya kurang lebih 30-80 cc. Sesaat setelah darah haid habis, lapisan tersebut mulai tumbuh kembali, mula-mula tipis kemudian bertambah
tebal untuk kemudian mengelupas lagi berupa darah haid. Menjelang haid dan beberapa hari saat haid wanita sering mengeluh lelah, mudah tersinggung, pusing, nafsu makan berkurang, buah dada tegang, mual dan sakit perut
bagian bawah.
Kebanyakan
wanita menyadari adanya keluhan ini dan tidak
mengganggu aktivitasnya, tetapi beberapa wanita merasakan keluhan ini berlebihan. Berat ringannya keluhan ini, sesungguhnya tergantung dari latar belakang psikologis dan keadaan emosi pada saat haid.
c. Fungsi Reproduksi
Tugas reproduksi dilakukan oleh indung telur, saluran telur
dan rahim. Sel telur yang setiap bulannya dikeluarkan dari kantung telur pada saat masa subur akan masuk kedalam
saluran telur untuk kemudian bertemu dan menyatu dengan sel benih pria (spermatozoa)
membentuk organisme baru yang disebut zygote, pada saat inilah ditentukan jenis kelamin janin dan sifat -sifat genetiknya. Selanjutnya zygote akan terus berjalan sepanjang saluran telur dan masuk kedalam rahim.
Biasanya pada bagian atas rahim zygote akan menanamkan diri dan berkembang menjadi morula.
Morula selanjutnya tumbuh dan berkembang sebagai janin yang kemudian akan lahir pada umur kehamilan cukup bulan. Masa subur pada siklus haid 28 hari, terjadi sekitar hari ke empat belas dari hari pertama haid. Umur sel telur sejak dikeluarkan dari indung telur hanya benumur 24 jam, sedangkan sel benih pria berumur kurang lebih 3 hari.
DAFTAR PUSTAKA
Pearce,
Evelyn C. 2008. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Price,
Sylvia A. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses-Proses Penyakit Edisi 6
Vol. 2. Jakarta: EGC.
Raven.
2009. Atlas Anatomi. Jakarta: Djambatan.
Sherwood,
Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem Edisi 2. Jakarta: EGC.
Syaifuddin.
1997. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Perawat Edisi 2. Jakarta: EGC.
Verralls. 1996. Anatomi dan Fisiologi Terapan Dalam Kebidanan Edisi 1.
Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica.