Seks secara genetik ditentukan oleh dua kromosom. Untuk
membedakannya dari kromosom lain dinamakan kromosom X dan kromosom Y. Kromosom
terbentuk segera setelah pembelahan sel yang dimulai pada waktu perkembangan
embrio. Pada minggu ketujuh kehamilan, embrio mempunyau saluran genetalia
primordial pada laki-laki dan wanita, masing-masing berkembang menjadi
epididimis dan duktus deferens pada laki-laki dan terbentuknya genetalia pada
wanita.
Setelah lahir, kedua kelenjar kelamin tenang sampai
diaktifkan oleh gonadotrophin hipofisis untuk melaksanakan pematangan terakhir
dari sistem reproduksi yaitu pada masa pubertas dimana fungsi endokrin dan
gametonik dari perkembangan pertama sampai kemungkinan terjadi reproduksi. Pada
anak usia 7-10 tahun terdapat peningkatan sekresi esterogen dan endrogen yang
lambat dan peningkatan akan lebih cepat pada umur belasan tahun.
Fisiologi
sperma
Mortilitas dan
fertilitas sperma terjadi karena gerakan flagella melalui medium cairan. Sperma
normal cendering untuk bergerak lurus dari pada berputar. Aktivitas ini
ditingkatkan dalam medium netral dan sedikit basa. Pada medium yang sangat asam
dapat mematikan sperma dengan cepat. Aktivitas sperma dapat meningkatkan
kebersamaan dengan peningkatan suhu dan kecepatan metabolisme. Sperma pada
traktus genetalia wanita hanya dapat hidup 1-2 hari.
A. Fungsi vesikula seminalis
Epitel sekretorik menyekresi bahan mukus yang mengandung
fruktosa, asam sitrat, prostaglandin, dan fibrinogen. Setelah itu vas diferens
mengeluarkan sperma dan menambah semen yang diejakulasi, fruktosa, dan gizi
lainnya yang dibutuhkan oleh sperma untuk membuahi ovum. Prostaglandin
membutuhkan proses pembuahan yang bereaksi dengan mukus serviks dan membuat
lebih reseptif (menerima) terhadap gerakan sperma untuk menggerakan sperma
sampai mencapai ke ujung atas tuba falopii dalam waktu 5 menit.
B. Semen
Cairan semen berasal dari vas deferens dan merupakan
cairan yang terakhir diejakulasi. Semen berfungsi untuk mendorong sperma keluar
dari duktus ejakulatorius dan uretra. Cairan dari vesikula seminalis membuat
semen lebih kental. Enzim pembeku dari cairan prostat menyebabkan fibrinogen
dari cairan vesikula seminalis membentuk kuagulum yang lemah.
Walaupun sperma dapat hidup beberapa minggu dalam duktus
genetalia pria setelah sperma diejakulasi kedalam semen, akan tetapi jangka
hidup sperma maksimal 24-48 jam.
C. Spermatogenesis
Tubulus seminiferus mengandung banyak sel epitel
germinatifum yang berukuran kecil dinamakan spermatogenia, menjadi spermatosit,
dan membelah diri membentuk 2 spermatosit yang masing-masing mengandung 23
kromosom setelah beberapa minggu menjadi spermatozoa. Spermatid pertama kali
dibentuk masih mempunyai sifat umum sel epiteloid kemudian sitoplasma
menghilang lalu spermatid memanjang menjadi spermatozoa yang terdiri atas
kepala, leher, badan, dan ekor.
Setelah pembentukan tubulus seminiferus, sperma masuk ke
semoniferus selama 8 jam – 10 hari hngga mengalami proses pematangan.
Epididimis menyekresi cairan yang mengandung hormon enzim dan gizi yang sangat
penting dalam proses pematangan sperma. Sebagian besar terdapat pada vas
diferens dan sebagian kecil di dalam epididimis.
D. Pematangan sperma
Setelah terbentuk dalam tubulus semineferus sperma
membutuhkan waktu beberapa hari untuk melewati epididimis. Sperma bergerak dari
tubulus seminiferus ke bagian awal epididimis selama 18-24 jam. Sperma memiliki
kemampuan memotivasi walaupun beberapa faktor menghambat cairan dalam
epididimis untuk mencegah mobilitas setelah ejakulasi menyekresi cairan yang
mengandung hormon testosteron dan esterogen, enzim-enzim, serta nutrisi khusus
untuk pematangan sperma.
E. Penyimpanan sperma
Kedua testis dapat membentuk sperma ± 120 juta setiap
hari. Sejumlah kecil sperma dapat disimpan dalam epididimis, sedangkan sebagian
besar sisanya disimpan dalam vas diverens dan ampula vas deferens sehngga dapat
mempertahankan fertilitasnya dalam duktus genitalis selama satu bulan. Dengan
aktivitas seksualitas yang tinggi, penyimpanan hanya beberapa hari saja.
F. Fungsi kelenjar prostat
Kelenjar prostat berfungsi menghasilkan cairan encer yang
mengandung ion sitrat, ion phospat, enzim pembeku, dan profibrinosilin. Selama
pengisian kelenjar prostat berkontraksi sejalan dengan kontraksi vas deference sehingga
cairan encer dapat dikeluarkan untuk menambah lebih banyak jumlah semen. Sifat
yang sedikit basa dari cairan prostat memungkinkan ntuk keberhasilan
fertilisasi (gumpalan) ovum karena cairan vas deferens sedikit asam. Cairan
prostat menetralisir sifat asam dari cairan lain setelah ejakulasi.
G.
pengaturan hormone
Testis
dikontrol oleh LH(Luteinizing hormone) dan FSH (follicle stimulating hormone),
yang kerjanya mengaktifkan CAMP pada gonad. LH bekerja pada sel Leydig,
mengatur sekresi testosteron. FSH bekerja pada sel Sertoli untuk meningkatkan
spermatogenesis.Sekresi FSH dan LH distimulasi oleh GnRH(Gonadotropin releasing
hormone) hipotalamus. Testosteron dan inhibin mempengaruhi sekresi LHdan FSH.
Testosteron memiliki feedback negative terhadap sekresi LH dalam dua cara:
mengurangi pelepasan GnRH oleh hipotalamus dan secara langsung mengurangi
produksi LH pada hipofisis. Maka, efek testosterone lebih besar pada
penghambatan pelepasan LH daripada FSH yang hanya dihambat oleh inhibin secara
langsung pada hipofisis.
TSH dan
testosteron berperan dalam mengontrol spermatogenesis dengan bekerja pada sel
sertoli. Testosteron bekerja pada saat mitosis dan meiosis, sedangkan FSH
bekerja saat remodeling spermatid. Testosteron disintesis dari kolesterol di testis.
Karena merupakan hormon yang lipid-soluble, hormon ini langsung berdifusi
keluar dari sel Leydig ke interstitial dan darah. Pada genitalia eksterna dan
prostat, testosteron diubah menjadi dihidrotestosteron.
GnRH pada
pubertas Testosteron telah disekresi testis sejak fetus, menyebabkan
maskulinisasi system reproduksi, Namun setelah lahir, testis akan dorman hingga
masa pubertas. Masa pre-pubertas penting untuk mempersiapkan fisik untuk
reproduksi. Selama pre-pubertas, LH dan FSH tidak disekresi adekuat untuk
menstimulasi aktivitas testis. Selain itu, aktivitas GnRH juga di inhibisi selama
pre-pubertas. Pubertas (usia 8-12 tahun) dimulai dengan sekresi GnRH (banyak
pada malam hari),menyebabkan kenaikan level testosteron yang menyebabkan
munculnya karakteristik sexsekunder. Faktor yang menginisiasi pubertas belum
diketahui secara jelas. Beberapa teori mengarah pada peran hormon Melatonin
yang memiliki efek antigona ditropic. Melatonin disekresi berdasarkan ekspos
terhadap cahaya. Cahaya yang masuk ke mata menginhibisi jaras saraf yang
mengatur sekresi melatonin.
H.
Duktus dan Organ Asesoris Pada
Reproduksi Pria
Tekanan
yang diberikan oleh cairan dari sel Sertoli menekan sperma ke arah rete testis,
kemudian ke duktus efferent yang berstruktur coiled, dan akhirnya ke pididimis.
Pididimis merupakan saluran berbentuk koma sepanjang 4 cm yang berfungsi untu
maturasi sel sperma.Dalam duktus ini banyak terdapat pembuluh darah dan saraf
yang terdapat pada lapisan otot dan jaringan ikatnya. Di bagian inilah
sperma mendapatkan kemampuan motilitas dan fertilisasi(14 hari). Proses
maturasi sperma ini distimulasi testosteron. Kemampuan sperma
untuk fertilisasi dinaikkan dengan ekspos terhadap defense, protein yang
dihasilkan epididimis yang fungsi utamanya adalah untuk mempertahankan sperma
dari mikroorganisme. Nantinya kemampuan fertilisasi ini juga dinaikkan oleh
secret dari reproduksi wanita.
Kontraksi
otot dari epididimis berfungsi sebagai pendorong sperma ke vas deferens.Sperma
yang tidak diejakulasi dapat bertahan selama beberapa bulan dan akan
direabsorbsi bila telah mencapai waktu tertentu. Duktus (Vas) deferens
mengalirkan sperma selama ada dorongan seksual ke uretra dengan gerakan
peristaltik. Fungsi penyimpanannya hampir sama dengan epididimis. Dalam duktus
deferens, sperma inaktif sehingga kebutuhan energinya relatif keci
Kelenjar
asesoris yang terdapat pada reproduksi pria antara lain adalah Vesikula seminalis kelenjar prostat, dan kelenjar
bulbouretra. Vesikula seminalis memberikan sebesar 60%volume semen. Isi dari
volume ini antara lain fruktosa, yang merupakan sumber energi sperma yang
diejakulasi; prostaglandin, yang memicu kontraksi otot pada reproduksi pria
maupun wanita; Fibrinogen yang berfungsi untuk menggumpalkan semen agar tetap
berada dalam vagina pada saat penis ditarik keluar. Gumpalan ini nantinya akan
dihancurkan oleh Prostate-specific antigem (PSA).
Kelenjar
prostat menyekresi cairan alkaline untuk menetralisasi sekret vaginal yang
asam,karena sperma lebih aktif berada dalam lingkungan yang agak basa. Juga
terdapat secret yang memicu penggumpalan sperma. Kelenjar bulbouretra
menyekresikan substansi mucusuntuk lubrikasi selama hubungan seksual.
Referensi
Evelyn C.
Pearce, 2009, Anatomi Dan Fisiologi
Untuk Para Medis, Jakarta ; PT Gramedia Pustaka Utama
Syaifudin,
2009, Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan, Jakarta ; Salemba
Medika
Sastrawinata,
1983, Obstetri Fisiologi, Bandung ; Eleman
Wiknjosastrono,
2007, Ilmu Kebidanan, Jakarta ; Yayasan Bina Pustaka
Saktiono,
2004, Biologi SMP 3, Jakarta ; Erlangga
No comments:
Post a Comment