KUMPULAN
DIAGNOSA PULMONAL DISEASES
1.
TB
Paru
- Ketidakefektifan
bersihan jalan napas berhubungan dengan sekresi yang kental.
- Pola napas tidak efektif berhubungan dengan
penurunan ekspansi paru.
- Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan
membran alveolarkapiler.
- Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri akut.
2.
Pneumonia
- Ketidakefektifan
bersihan jalan napas berhubungan dengan sekresi mucus yang kental,
kelemahan fisik umum, upaya batuk buruk, dan edema tracheal/faringeal.
- Gangguan pertukaran
gas berhubungan dengan penurunan jaringan efektif paru dan kerusakan
membran alveolar-kapiler.
- Hipertermia
berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme umum sekunder dari reaksi
sistemik bakteremia/viremia.
- Risiko
kekurangan volume cairan berhubungan dengan demam, diaforesis, dan intake
oral sekunder terhadap proses pneumonia.
- Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan kerusakan pertukaran gas sekunder terhadap
pneumonia.
- Ketidakseimbangan
nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan metabolisme
tubuh dan penurunan nafsu makan sekunder terhadap demam
- Ansietas berhubungan
dengan kondisi sakit, prognosis penyakit yang berat.
3.
Kanker
Paru
Preoperasi
(Gale, Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi, 2000, dan Doenges, Rencana Asuhan
Keperawatan, 1999).
·
Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan hipoventilasi.
·
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan kehilangan fungsi silia jalan nafas, peningkatan jumlah/
viskositas sekret paru, dan meningkatnya tahanan jalan nafas.
·
Ansietas berhubungan dengan krisis
situasi, ancaman untuk/ perubahan status kesehatan, takut mati, dan faktor
psikologis.
·
Defisiensi pengetahuan berhubungan
dengan kurang informasi, kesalahan interpretasi informasi, dan kurang
mengingat.
Pascaoperasi (Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan,
1999).
- Gangguan
pertukaran gas berhubungan dengan pengangkatan jaringan paru, gangguan
suplai oksigen, dan penurunan kapasitas pembawa oksigen darah (kehilangan
darah).
- Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan jumlah/ viskositas
secret, keterbatasan gerakan dada/ nyeri, kelemahan/ kelelahan.
- Nyeri akut berhubungan
dengan insisi bedah, trauma jaringan, dan gangguan saraf internal, adanya
selang dada, dan invasi kanker ke pleura, dinding dada.
- Ansietas
berhubungan dengan krisis situasi, ancaman/ perubahan status kesehatan,
dan adanya ancaman kematian.
- Defisiensi
pengetahuan mengenai kondisi, tindakan, prognosis berhubungan dengan
kurang atau tidak mengenal informasi/ sumber, salah interperatasi
informasi, dan kurang mengingat.
4.
Abses
paru
- Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang
berhubungan dengan sekresi mucus yang kental, kelemahan, upaya batuk
buruk, dan edema tracheal/ faringeal.
- Pola napas
tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru dan proses
peradangan
- Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
penurunan jaringan efektif paru dan kerusakan membran alveolar kapiler.
- Hipertermia yang berhubungan dengan reaksi
sistemis : bakterimia/ viremia, peningkatan laju metabolisme umum.
- Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan
tubuh yang berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh dan penurunan
nafsu makan sekunder terhadap demam.
- Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan
kelemahan fisik, peningkatan metabolisme umum sekunder dari kerusakan
pertukaran gas.
- Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang
informasi, salah mengerti tentang informasi, keterbatasan kognitif .
5.
Efusi
Pleura
- Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi mucus yang kental.
- Gangguan
pertukaran gas berhubungan dengan gangguan ventilasi, difusi, distribusi
dan transportasi O2
- Pola napas
tidak efektif berhubungan dengan
penurunan ekspansi paru,
- Resiko
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dyspnea.
- Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan penurunan perfusi O2 ke jaringan
6.
Hematothorax
- Gangguan
pertukaran gas berhubungan dengan gangguan difusi, distribusi dan
transportasi oksigen
- Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi secret dan
penurunan kemampuan batuk efektif
- Pola nafas
tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
- Nyeri akut
berhubungan dengan trauma jaringan dan penekanan rongga pleura
7.
Asma/Status
Asmatikus
- Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi mukus.
- Pola napas
tidak efektif berhubungan dengan penyempitan bronkus yang ditandai dengan
terdengar suara wheezing.
8.
Flail
Chest
- Pola
napas tidak efektif berhubungan dengan ekpansi paru yang tidak maksimal
karena akumulasi udara/cairan.
- Nyeri
akut berhubungan dengan trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder.
- Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
- Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
9.
Bronkitis
- Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas berhubungan dengan hipersekresi mukus
- Gangguan
pertukaran gas berhubungan dengan. penyempitan saluran pernapasan.
- Pola napas
tidak efektif berhubungan dengan. penyebaran udara dan aliran darah dan
alveoli tidak adekuat
10. Hemoptisis
- Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi yang kental.
- Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan
membran alveolar-kapiler.
- Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan
keterbatasan kognitif ditandai dengan klien tidak mengeetahui penyebab
adanya darah pada sekret yang keluar.
11. Pleuritis
- Pola
napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
- Gangguan
rasa nyaman berhubungan dengan nyeri akibat pergesekan kedua membran
pleura saat respirasi,
- Hipertermia
berhubungan dengan proses inflamasi
12. Empiema
- ·
Ketidakefektifan bersihan
jalan nafas berhubungan dengan broncus
spasme, peningkatan produksi sekret dan kelemahan.
- ·
Gangguan
pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas sekunder terhadap
penumpukan secret, Bronchospasme
- ·
Ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan sesak nafas, anoreksia,
mual, muntah, efek obat, kelemahan.
- ·
Gangguan rasa
nyaman berhubungan dengan nyeri saat proses infeksi pada paru
13. Faringitis
- Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan sekresi sputum akibat proses
inflamasi.
- Kekurangan
volume cairan yang berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan
sekunder akibat diaphoresis yang berkaitan dengan hipertermi.
- Gangguan
rasa nyaman berhubungan dengan iritasi jalan napas atas akibat infeksi.
- Defisiensi
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakitnya.
14. Rinitis
- ·
Pola napas tidak
efektif yang berhubungan dengan reaksi alergik.
- ·
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan obstruksi atau adanya secret yang mengental.
- ·
Gangguan pola tidur berhubungan dengan
penyumbatan pada hidung
- ·
Ansietas berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang rinithis.
15.
Bronkopneumonia
- Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan
sekret di jalan nafas
- Gangguan
petukaran gas berhubungan dengan meningkatnya sekresi dan akumulasi exudat
- Risiko
kekurangan volume cairan berhubungan dengan demam, menurunnya intake dan
tachipnea
- Risiko
infeksi berhubungan dengan tindakan invasif pemasangan infus
- Risiko
kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bed rest total
- Risiko
cedera berhubungan dengan kejang
16. ARDS (Adult Respiratory Distress
Syndrome)
- Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas berhubungan dengan hilangnya
fungsi jalan nafas, peningkatan sekret pulmonal, peningkatan resistensi
jalan nafas
- Gangguan
pertukaran gas berhubungan dengan alveolar hipoventilasi, penumpukan
cairan di permukaan alveoli, hilangnya surfaktan pada permukaan alveoli
- Risiko
kekurangan volume cairan berhubungan dengan penggunaan deuritik, ke-luaran
cairan kompartemental
- Kelebihan
volume cairan berhubungan dengan edema pulmonal non-kardia.
- Ketidakefektifan
perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan aliran balik vena
dan penurunan curah jantung, edema, dan hipotensi.
- Pola
napas tidak efektif berhubungan dengan pertukaran gas tidak adekuat,peningkatan
sekresi,penurunan kemampuan untuk oksigenasi dengan adekuat atau
kelelahan.
- Ansietas
berhubungan dengan krisis situasi, pengobatan , perubahan status
kesehatan, takut mati, faktor fisiologi (efek hipoksemia)
- Defisit
pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi, salah presepsi dari
informasi mengenai kondisi dan terapi yang dibutuhkan
KUMPULAN
DIAGNOSA HEART DISEASES
1.
Angina
Pectoris
·
Pola napas tidak efektif berhubungan
dengan hiperventilasi ditandai dengan takipneu dan penggunaan otot-otot bantu
nafas,
·
Ketidakefektifan perfusi jaringan
perifer berhubungan dengan hipoksia ditandai dengan sianosis, kulit pasien
teraba dingin, kesemutan dan CRT> 3detik.
·
Penurunan curah jantung berhubungan
dengan penurunan aliran darah ditandai dengan curah jantung menurun,
takikardia, sianosis, kulit teraba dingin, CRT > 3detik, melemahnya nadi
perifer dan menurunnya tekanan darah.
·
Nyeri akut berhubungan dengan iskemik
myokard terhadap suplai oksigen menurun ditandai dengan keluhan nyeri dada
dengan penyebaran,wajah meringis dan gelisah, skala nyeri 6.
·
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan gangguan menelan terhadap penyebaran nyeri ke
tenggorokan.
2.
Kardiomiopati
·
Pola nafas tidak efektif berhubungan
dengan pengembangan paru tidak optimal, kelebihan cairan di paru.
·
Ketidakefektifan perfusi jaringan
perifer berhubungan dengan menurunnya curah jantung.
·
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
keletihan, kelemahan fisik.
·
Ansietas berhubungan dengan rasa takut
akan kematian, penurunan status kesehatan, situasi krisis, ancaman, atau
perubahan kesehatan.
·
Ketidakpatuhan berhubungan dengan tidak
mau menerima perubahan pola hidup yang sesuai.
3.
Emboli
Arteri
·
Penurunan curah jantung berhubungan
dengan preload dan afterload yang terganggu
·
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
menurunnya suplai oksigen ke jaringan perifer
·
Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan gangguan transportasi Co2 ke paru-paru
·
Nyeri akut berhubungan dengan penurunan
suplai darah dan oksigen ke jantung
·
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan
mekanisme regulator akibat kelainan pada ginjal.
·
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan
dengan mekanisme kolateral tidak baik.
·
Ansietas berhubungan dengan stress
terhadap penyakitnya\
·
Kurang pengetahuan berhubungan dengan
kurang informasi tentang penyakitnya
4.
Aterosklerosis
·
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan gangguan sirkulasi.
·
Pola
nafas tidak efektif berhubungan dengan gangguan suplay oksigen
·
Nyeri
akut berhubungan dengan proses penyakit
·
Ketidakseimbangan
nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake cairan secara
oral
·
Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
·
Ansietas
berhubungan dengan stress terhadap penyakitnya.
·
Defisiensi
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi pada pasien terhadap
prognosis penyakitnya.
5.
Trombosis
·
Pola nafas tidak efektif berhubungan
dengan ekspansi paru yang tidak optimal ditandai dengan pasien mengeluh sesak
nafas, pasien tampak menggunakan otot bantu nafas, RR > 24 x/menit, dyspnea,
takikardi dan tachypnea.
·
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
menurunnya aliran darah dan melambatnya pengembalian darah perifer ditandai
dengan pasien mengatakan kulit tangan dan kakinya terasa dingin, kulit pasien
teraba dingin, sianosis, denyut nadi daerah perifer lemah, dan pasien tampak
pucat.
·
Nyeri akut berhubungan dengan penurunan
suplai darah dan oksigen ke jaringan ditandai dengan pasien mengatakan nyeri
saat beraktifitas dan hilang saat istirahat, pasien mengatakan nyeri pada
ekstremitas, pasien mengatakan nyeri seperti tertekan benda berat, pasien
mengatakan skala nyerinya 5 dari 0-10, pasien tampak meringis dan pasien tampak
memegang bagian yang sakit.
·
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake makanan secara oral
ditandai dengan pasien mengatakan tidak nafsu makan, pasien mengeluh perutnya
mual, pasien menghabiskan setengah porsi dari 1 porsi yang diberikan, pasien
muntah, dan BB pasien turun dari 60 kg menjadi 50 kg.
·
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan
kelemahan fisik ditandai dengan pasien mengeluh badannya lemas, pasien
mengatakan cepat lelah saat beraktifitas, aktifitas pasien dibantu oleh
perawat, dan pasien tampak lemah.
·
Ansietas berhubungan dengan penurunan
status kesehatan atau perubahan kesehatan ditandai dengan pasien mengatakan
takut akan penyakitnya, pasien tampak cemas, dan pasien tampak gelisah.
·
Defisiensi pengetahuan berhubungan
dengan kurangnya informasi tentang penyakitnya ditandai dengan pasien
mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya, dan pasien bertanya tentang pengobatan dan
penyakitnya.
6.
Penyakit
Jantung Kongenital
- ·
Pola nafas tidak
efektif yang berhubungan dengan pengembangan paru tidak optimal, kelebihan
cairan didalam paru akibat dari edema paru akut.
·
Penurunan curah jantung yang berhubungan
dengan perubahan frekuensi, irama, konduksi elektrikal.
·
Nyeri akut yang berhubungan dengan
ketidakseimbangan suplai darah dan oksigen ke jaringan miokardium dan peningkatan produksi asam laktat.
·
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer yang berhubungan
dengan penurunan perfusi perifer.
·
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
penurunan suplai darah ke jaringan.
7.
Tromboplebitis
- ·
Nyeri akut berhubungan
dengan proses inflamasi
- ·
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
menurunnya O2 ke perifer sehingga terdapat sianosis
- ·
Risiko infeksi
berhubungan dengan pembengkakan karena gangguan pembengkuan darah
- ·
Kelebihan volume cairan
berhubungan dengan edema
- ·
Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan tersumbatnya aliran darah, pasien tidak bisa berdiri
- ·
Gangguan citra tubuh berhubungan
dengan varises vena pada kaki
- ·
Ansietas berhubungan
dengan pasien
mengatakan gelisah dengan penyakitnya, pasien mengeluh takut dan cemas
- ·
Defisiensi pengetahuan berhubungan
dengan pasien bertanya-tanya dan ingin tahu tentang penyakitnya
8.
Infark Miokard Akut
- ·
Nyeri akut berhubungan dengan
iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri.
- ·
Penurunan
curah jantung berhubungan dengan perubahan factor-faktor listrik, penurunan
karakteristik miokard.
- ·
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan ,
iskemik, kerusakan otot jantung, penyempitan / penyumbatan pembuluh darah
arteri koronaria.
- ·
Kelebihan
volume cairan berhubungan dengan penurunan perfusi ginjal, peningkatan natrium
/ retensi air , peningkatan tekanan hidrostatik, penurunan protein plasma di ekstravaskuler
- ·
Gangguan
pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran darah ke alveoli atau
kegagalan utama paru, perubahan membran
alveolar- kapiler (atelektasis , kolaps jalan nafas/ alveolar edema paru/efusi, sekresi berlebihan /
perdarahan aktif)
- ·
Intoleransi aktifitas
berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen miocard dan kebutuhan, adanya iskemik/ nekrotik jaringan
miocard ditandai dengan gangguan frekuensi jantung, tekanan darah dalam
aktifitas, terjadinya disritmia, kelemahan umum
- ·
Ansietas berhubungan
dengan ancaman aktual terhadap integritas biologis.
- ·
Defisiensi
pengetahuan berhubungan dengan kurang
informasi tentang fungsi jantung / implikasi penyakit jantung dan status kesehatan yang akan datang , kebutuhan perubahan pola hidup ditandai dengan
pernyataan masalah, kesalahan konsep, pertanyaan, terjadinya kompliksi yang dapat dicegah
9. ASD (Atrial
Septal Defect)
·
Penurunan curah jantung berhubungan
dengan defek struktur.
·
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
gangguan sistem transport oksigen
·
Keterlambatan pertumbuhan dan
perkembangan berhubungan dengan ketidakadekuatan oksigen dan nutrien pada jaringan;
isolasi sosial.
·
Risiko infeksi berhubungan dengan status
fisik yang lemah.
·
Risiko cedera berhubungan dengan kondisi
jantung dan terapi (komplikasi)
·
Gangguan proses keluarga berhubungan
dengan mempunyai anak dengan penyakit jantung (ASD)
10. Tetralogy
of Fallot (TOF)
- ·
Gangguan
pertukaran gas berhubungan dengan penurunan alian darah ke pulmonal
- ·
Penurunan curah jantung berhubungan dengan sirkulasi yang
tidak efektif sekunder dengan adanya malformasi jantung
- ·
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan sirkulasi (anoxia
kronis , serangan sianotik akut)
- ·
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
fatiq selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori,penurunan nafsu makan
- ·
Keterlambatan pertumbuhan dan
perkembangan berhubungan dengan tidak adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi
ke jaringan
- ·
Intoleransi
aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
- ·
Ketidakmampuan koping keluarga berhubungan
dengan kurang pengetahuan klg tentang diagnosis/prognosis penyakit anak
- ·
Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan peningkatan
tekanan intrakranial sekunder abses otak, CVA trombosis