Friday 27 April 2012

Diagnosis Keperawatan Pulmonal Disease dan Heart Disease


KUMPULAN DIAGNOSA PULMONAL DISEASES
1.      TB Paru
  • Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan sekresi yang kental.
  • Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
  • Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolarkapiler.
  • Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri akut.
2.      Pneumonia
  • Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan sekresi mucus yang kental, kelemahan fisik umum, upaya batuk buruk, dan edema tracheal/faringeal.
  • Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan jaringan efektif paru dan kerusakan membran alveolar-kapiler.
  • Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme umum sekunder dari reaksi sistemik bakteremia/viremia.
  • Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan demam, diaforesis, dan intake oral sekunder terhadap proses pneumonia.
  • Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kerusakan pertukaran gas sekunder terhadap pneumonia.
  • Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh dan penurunan nafsu makan sekunder terhadap demam
  • Ansietas berhubungan dengan kondisi sakit, prognosis penyakit yang berat.
3.      Kanker Paru
Preoperasi (Gale, Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi, 2000, dan Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan, 1999).
·         Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan hipoventilasi.
·         Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan kehilangan fungsi silia jalan nafas, peningkatan jumlah/ viskositas sekret paru, dan meningkatnya tahanan jalan nafas.
·         Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman untuk/ perubahan status kesehatan, takut mati, dan faktor psikologis.
·         Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi, kesalahan interpretasi informasi, dan kurang mengingat.
Pascaoperasi (Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan, 1999).
  • Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan pengangkatan jaringan paru, gangguan suplai oksigen, dan penurunan kapasitas pembawa oksigen darah (kehilangan darah).
  • Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan jumlah/ viskositas secret, keterbatasan gerakan dada/ nyeri, kelemahan/ kelelahan.
  • Nyeri akut berhubungan dengan insisi bedah, trauma jaringan, dan gangguan saraf internal, adanya selang dada, dan invasi kanker ke pleura, dinding dada.
  • Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman/ perubahan status kesehatan, dan adanya ancaman kematian.
  • Defisiensi pengetahuan mengenai kondisi, tindakan, prognosis berhubungan dengan kurang atau tidak mengenal informasi/ sumber, salah interperatasi informasi, dan kurang mengingat.
4.      Abses paru
  • Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan sekresi mucus yang kental, kelemahan, upaya batuk buruk, dan edema tracheal/ faringeal.
  • Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru dan proses peradangan
  • Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan jaringan efektif paru dan kerusakan membran alveolar kapiler.
  • Hipertermia yang berhubungan dengan reaksi sistemis : bakterimia/ viremia, peningkatan laju metabolisme umum.
  • Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh dan penurunan nafsu makan sekunder terhadap demam.
  • Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan fisik, peningkatan metabolisme umum sekunder dari kerusakan pertukaran gas.
  • Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi, salah mengerti tentang informasi, keterbatasan kognitif .
5.      Efusi Pleura
  • Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi mucus yang kental.
  • Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan ventilasi, difusi, distribusi dan transportasi O2
  • Pola napas tidak efektif  berhubungan dengan penurunan ekspansi paru,
  • Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dyspnea.
  • Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan perfusi O2 ke jaringan
6.      Hematothorax
  • Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan difusi, distribusi dan transportasi oksigen
  • Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi secret dan penurunan kemampuan batuk efektif
  • Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
  • Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan dan penekanan rongga pleura
7.      Asma/Status Asmatikus
  • Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi mukus.
  • Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penyempitan bronkus yang ditandai dengan terdengar suara wheezing.
8.      Flail Chest
  • Pola napas tidak efektif berhubungan dengan ekpansi paru yang tidak maksimal karena akumulasi udara/cairan.
  • Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder.
  • Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
  • Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
9.      Bronkitis
  • Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan hipersekresi mukus
  • Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan. penyempitan saluran pernapasan.
  • Pola napas tidak efektif berhubungan dengan. penyebaran udara dan aliran darah dan alveoli tidak adekuat
10.  Hemoptisis
  • Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi yang kental.
  • Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler.
  • Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif ditandai dengan klien tidak mengeetahui penyebab adanya darah pada sekret yang keluar.
11.  Pleuritis
  • Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
  • Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri akibat pergesekan kedua membran pleura saat respirasi,
  • Hipertermia berhubungan dengan proses inflamasi
12.  Empiema
  • ·         Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan broncus spasme, peningkatan produksi sekret dan kelemahan.
  • ·         Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas sekunder terhadap penumpukan secret, Bronchospasme
  • ·         Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan sesak nafas, anoreksia, mual, muntah, efek obat, kelemahan.
  • ·         Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri saat proses infeksi pada paru

13.  Faringitis
  • Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan sekresi sputum akibat proses inflamasi.
  • Kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan sekunder akibat diaphoresis yang berkaitan dengan hipertermi.
  • Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan iritasi jalan napas atas akibat infeksi.
  • Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakitnya.
14.  Rinitis
  • ·         Pola napas tidak efektif yang berhubungan dengan reaksi alergik.
  • ·         Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi atau adanya secret yang mengental.
  • ·         Gangguan pola tidur berhubungan dengan penyumbatan pada hidung
  • ·         Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang rinithis.

15.  Bronkopneumonia
  • Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan sekret di jalan nafas
  • Gangguan petukaran gas berhubungan dengan meningkatnya sekresi dan akumulasi exudat
  • Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan demam, menurunnya intake dan tachipnea
  • Risiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif pemasangan infus
  • Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bed rest total
  • Risiko cedera berhubungan dengan kejang

16.  ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome)
  • Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan hilangnya fungsi jalan nafas, peningkatan sekret pulmonal, peningkatan resistensi jalan nafas
  • Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan alveolar hipoventilasi, penumpukan cairan di permukaan alveoli, hilangnya surfaktan pada permukaan alveoli
  • Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan penggunaan deuritik, ke-luaran cairan kompartemental
  • Kelebihan volume cairan berhubungan dengan edema pulmonal non-kardia.
  • Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan aliran balik vena dan penurunan curah jantung, edema, dan hipotensi.
  • Pola napas tidak efektif berhubungan dengan pertukaran gas tidak adekuat,peningkatan sekresi,penurunan kemampuan untuk oksigenasi dengan adekuat atau kelelahan.
  • Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, pengobatan , perubahan status kesehatan, takut mati, faktor fisiologi (efek hipoksemia)
  • Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi, salah presepsi dari informasi mengenai kondisi dan terapi yang dibutuhkan 

KUMPULAN DIAGNOSA HEART DISEASES

1.      Angina Pectoris
·         Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi ditandai dengan takipneu dan penggunaan otot-otot bantu nafas,
·         Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan hipoksia ditandai dengan sianosis, kulit pasien teraba dingin, kesemutan dan CRT> 3detik.
·         Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan aliran darah ditandai dengan curah jantung menurun, takikardia, sianosis, kulit teraba dingin, CRT > 3detik, melemahnya nadi perifer dan menurunnya tekanan darah.
·         Nyeri akut berhubungan dengan iskemik myokard terhadap suplai oksigen menurun ditandai dengan keluhan nyeri dada dengan penyebaran,wajah meringis dan gelisah, skala nyeri 6.
·         Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan menelan terhadap penyebaran nyeri ke tenggorokan.
2.      Kardiomiopati
·         Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengembangan paru tidak optimal, kelebihan cairan di paru.
·         Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan menurunnya curah jantung.
·         Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, kelemahan fisik.
·         Ansietas berhubungan dengan rasa takut akan kematian, penurunan status kesehatan, situasi krisis, ancaman, atau perubahan kesehatan.
·         Ketidakpatuhan berhubungan dengan tidak mau menerima perubahan pola hidup yang sesuai.
3.      Emboli Arteri
·         Penurunan curah jantung berhubungan dengan preload dan afterload yang terganggu
·         Ketidakefektifan  perfusi jaringan perifer berhubungan dengan menurunnya suplai oksigen ke jaringan perifer
·         Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan transportasi Co2 ke paru-paru
·         Nyeri akut berhubungan dengan penurunan suplai darah dan oksigen ke jantung
·         Kelebihan  volume cairan berhubungan dengan penurunan mekanisme regulator akibat kelainan pada ginjal.
·         Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan mekanisme kolateral tidak baik.
·         Ansietas berhubungan dengan stress terhadap penyakitnya\
·         Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakitnya
4.      Aterosklerosis
·         Ketidakefektifan  perfusi jaringan perifer berhubungan dengan gangguan sirkulasi.
·         Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan gangguan suplay oksigen
·         Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit
·         Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake cairan secara oral
·         Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
·         Ansietas berhubungan dengan stress terhadap penyakitnya.
·         Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi pada pasien terhadap prognosis penyakitnya.
5.      Trombosis
·         Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru yang tidak optimal ditandai dengan pasien mengeluh sesak nafas, pasien tampak menggunakan otot bantu nafas, RR > 24 x/menit, dyspnea, takikardi dan tachypnea.
·         Ketidakefektifan  perfusi jaringan perifer berhubungan dengan menurunnya aliran darah dan melambatnya pengembalian darah perifer ditandai dengan pasien mengatakan kulit tangan dan kakinya terasa dingin, kulit pasien teraba dingin, sianosis, denyut nadi daerah perifer lemah, dan pasien tampak pucat.
·         Nyeri akut berhubungan dengan penurunan suplai darah dan oksigen ke jaringan ditandai dengan pasien mengatakan nyeri saat beraktifitas dan hilang saat istirahat, pasien mengatakan nyeri pada ekstremitas, pasien mengatakan nyeri seperti tertekan benda berat, pasien mengatakan skala nyerinya 5 dari 0-10, pasien tampak meringis dan pasien tampak memegang bagian yang sakit.
·         Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake makanan secara oral ditandai dengan pasien mengatakan tidak nafsu makan, pasien mengeluh perutnya mual, pasien menghabiskan setengah porsi dari 1 porsi yang diberikan, pasien muntah, dan BB pasien turun dari 60 kg menjadi 50 kg.
·         Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan pasien mengeluh badannya lemas, pasien mengatakan cepat lelah saat beraktifitas, aktifitas pasien dibantu oleh perawat, dan pasien tampak lemah.
·         Ansietas berhubungan dengan penurunan status kesehatan atau perubahan kesehatan ditandai dengan pasien mengatakan takut akan penyakitnya, pasien tampak cemas, dan pasien tampak gelisah.
·         Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakitnya ditandai dengan pasien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya, dan  pasien bertanya tentang pengobatan dan penyakitnya. 
6.      Penyakit Jantung Kongenital
  • ·         Pola nafas tidak efektif yang berhubungan dengan pengembangan paru tidak optimal, kelebihan cairan didalam paru akibat dari edema paru akut.

·         Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan perubahan frekuensi, irama, konduksi elektrikal.
·         Nyeri akut yang berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai darah dan oksigen ke jaringan miokardium dan  peningkatan produksi asam laktat.
·         Ketidakefektifan  perfusi jaringan perifer yang berhubungan dengan penurunan perfusi perifer.
·         Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan suplai darah ke jaringan.
7.      Tromboplebitis
  • ·         Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi
  • ·         Ketidakefektifan  perfusi jaringan perifer berhubungan dengan menurunnya O2 ke perifer sehingga terdapat sianosis
  • ·         Risiko infeksi berhubungan dengan pembengkakan karena gangguan pembengkuan darah
  • ·         Kelebihan volume cairan berhubungan dengan edema
  • ·         Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tersumbatnya aliran darah, pasien tidak bisa berdiri
  • ·         Gangguan citra tubuh berhubungan dengan varises vena pada kaki
  • ·         Ansietas berhubungan dengan pasien mengatakan gelisah dengan penyakitnya, pasien mengeluh takut dan cemas
  • ·         Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan pasien bertanya-tanya dan ingin tahu tentang penyakitnya

8.      Infark Miokard Akut
  • ·         Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri.
  • ·         Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan factor-faktor listrik, penurunan karakteristik miokard.
  • ·         Ketidakefektifan  perfusi jaringan perifer berhubungan dengan , iskemik, kerusakan otot jantung, penyempitan / penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria.
  • ·         Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan perfusi ginjal, peningkatan natrium / retensi air , peningkatan tekanan hidrostatik, penurunan protein plasma di ekstravaskuler
  • ·         Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran darah ke alveoli atau kegagalan utama paru, perubahan membran  alveolar- kapiler (atelektasis , kolaps jalan nafas/ alveolar  edema paru/efusi, sekresi berlebihan / perdarahan aktif)
  • ·         Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen miocard dan  kebutuhan, adanya iskemik/ nekrotik jaringan miocard ditandai dengan gangguan frekuensi jantung, tekanan darah dalam aktifitas, terjadinya disritmia, kelemahan umum
  • ·         Ansietas berhubungan dengan ancaman aktual terhadap integritas biologis.
  • ·         Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang  informasi tentang fungsi jantung / implikasi  penyakit jantung  dan status kesehatan  yang akan datang , kebutuhan  perubahan pola hidup ditandai dengan pernyataan masalah, kesalahan konsep, pertanyaan, terjadinya kompliksi  yang dapat dicegah


9.      ASD (Atrial Septal Defect)
·         Penurunan curah jantung berhubungan dengan defek struktur.
·         Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan sistem transport oksigen
·         Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan ketidakadekuatan oksigen dan nutrien pada jaringan; isolasi sosial.
·         Risiko infeksi berhubungan dengan status fisik yang lemah.
·         Risiko cedera berhubungan dengan kondisi jantung dan terapi (komplikasi)
·         Gangguan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak dengan penyakit jantung (ASD)

10.  Tetralogy of Fallot (TOF)
  • ·         Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan alian darah ke pulmonal
  • ·         Penurunan curah jantung berhubungan dengan sirkulasi yang tidak efektif sekunder dengan adanya malformasi jantung
  • ·         Ketidakefektifan  perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan sirkulasi (anoxia kronis , serangan sianotik akut)
  • ·         Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan fatiq selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori,penurunan nafsu makan
  • ·         Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan tidak adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan
  • ·         Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
  • ·         Ketidakmampuan koping keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan klg tentang diagnosis/prognosis penyakit anak
  • ·         Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial sekunder abses otak, CVA trombosis

No comments: